5/30/2013

Uni Eropa Cabut Embargo Senjata untuk Oposisi Suriah

Uni Eropa Cabut Embargo Senjata untuk Oposisi Suriah - Brussels: Menteri Luar Negeri Uni Eropa sepakat untuk untuk tidak melanjutkan kebijakan embargo senjata kepada kelompok oposisi Suriah.

Meski demikian, belum ada keputusan secara cepat kapan pengiriman senjata untuk kelompok pemberontak dilakukan. Selain itu semua sanksi lain di luar pengiriman senjata masih tetap diberlakukan kepada pemerintah Suriah dan pemberontak.

Keputusan pencabutan embargo pengiriman senjata kepada pemberontak ini dilakukan setelah melewati sebuah pembicaraan panjang di Brussels, Belgia.

Sejumlah Menlu dalam pembicaraan itu juga dilaporkan memiliki sikap terbelah antara yang setuju embargo dicabut dan tidak.

Pembicaraan soal Suriah dilakukan oleh Uni Eropa karena periode pemberian sanki kepada pemerintahan Bashar al-Assad akan berakhir pada Sabtu (1/6) mendatang.

Pemerintah Inggris dan Prancis adalah pihak yang paling keras berupaya membolehkan pengiriman senjata kepada kelompok oposisi Suriah.

Kebijakan pengiriman senjata kepada lawan Assad menurut mereka akan mampu mendorong Damaskus duduk di meja perundingan dan mencari solusi politik untuk mengakhiri konflik yang berlangsung selama dua tahun.

Menteri Luar Negeri Inggris, William Hague menyambut baik hasil pembicaraan di Brussels. "Penting bagi Eropa untuk mengirimkan tanda yang jelas kepada rezim Assad bahwa persoalan Suriah harus dibicarakan secara serius dan semua opsi tersedia di atas meja perundingan jika mereka nanti menolak," kata Hague.

Namun tidak semua negara anggota Uni Eropa sepakat memilih opsi pembukaan embargo senjata bagi kelompok pemberontak.

Austria merupakan negara kunci yang menentang upaya pengiriman senjata kepada kelompok pemberontak dan mengatakan kebijakan itu hanya akan memperburuk kekerasan di negara itu dan telah menelan korban jiwa hingga 80 ribu orang.

"Uni Eropa harus menjaga batas. Kita adalah gerakan pengusung perdamaian dan bukan pengusung aksi untuk perang," kata Menlu Austria, Michael Spindelegger.

Embargo Uni Eropa terhadap Suriah pertama kali diterapkan pada Mei 2011 dan berlaku tidak hanya bagi pemerintah tetapi juga kepada kelompok pemberontak.

Namun pada Februari lalu, menlu yang tergabung dalam organisasi kawasan itu setuju untuk membolehkan negara UE memberikan bantuan peralatan militer yang tidak mematikan kepada kelompok pemberontak untuk melindungi warga sipil.

Badan bantuan Inggris, Oxfam telah memperingatkan adanya konsekuensi yang buruk jika embargo diakhiri dan ada banyak senjata yang dikirim ke Suriah.


>>> Ayo Ikutan Kontes Humor JOKES.WEB.ID <<<

No comments:

Post a Comment





Supported By Mael For You