Kabar Perang-Konflik antara pemerintah Malaysia dan Kesultanan Sulu bakal bertambah
seru setelah kelompok pemberontak Filipina mengaku telah mengirimkan
ribuan orang ke Sabah guna bertempur.
Menurut Habib Hashim Mudjahab selaku ketua Komite Dewan Islam dari Front
Pembebasan Nasional Moro (MNLF) pihaknya telah mengutus sedikitnya 10
ribu orang Tausug dari kawasan Filipina selatan, seperti Basilan, Sulu,
Tawi-Tawi, dan Zamboanga. Mereka bertolak ke Sabah pada Senin (4/3)
malam demi membantu pengikut Sultan Jamalul Kiram III.
Mudjahab mengatakan ribuan orang itu berlayar dalam gerombolan kecil
melalui jalur yang hanya diketahui nelayan setempat sehingga sulit
dideteksi angkatan laut Malaysia dan Filipina.
"Blokade angkatan laut tidak ada gunanya. Militer kita (Filipina)
seharusnya tahu itu. Kami telah melakukan perjalanan semacam itu saat
(mendiang Presiden Ferdinand) Marcos masih berkuasa. Kami dapat dengan
mudah pergi ke Sabah dan berbaur dengan orang-orang di sana," sergah
Mudjahab kepada harian Filipina, The Inquirer.
Sejak 200 pria bersenjata dari Kesultanan Sulu mendarat di Desa Lahad
Datu, Sabah, pada 9 Februari lalu, kelompok pemberontak Filipina tidak
pernah angkat suara. Mudjahab mengaku menentang MNLF terlibat dalam
konflik tersebut. Bahkan, dia mendesak sejumlah komandan milisi MNLF
agar tidak turut ke Sabah.
"Saya bilang kepada mereka untuk tidak angkat senjata dan menghindari
perasaan emosional dengan situasi (di Sabah). Namun, presiden kami
(Presiden Benigno Aquino III) terus mengeluarkan pernyataan yang
mendukung Malaysia sehingga kami terusik. Presiden mestinya paham bahwa
ketika orang-orang Tausug dipojokkan, mereka akan melawan hingga mati,"
papar Mudjahab.
"Ini soal martabat dan harga diri. Orang-orang kami siap berkorban," sambungnya.
Sejauh ini, menurut Komandan Armada Mindanao Barat Letnan Jenderal Rey
Ardo dari militer Filipina, pihaknya belum memonitor pergerakan milisi
MNLF ke Sabah. "Namun, kami tidak bisa menafikan bahwa ada warga yang
memiliki keluarga di Malaysia akan bereaksi," tutupnya.
No comments:
Post a Comment