Pemberontak Darfur Kecam Pertemuan Donor Doha - Khartoum: Pemberontak yang berperang selama 10 tahun di
Darfur, Sudan, pada Minggu (7/4) mengecam pertemuan donor internasional
di Doha, Qatar, yang mengupayakan dukungan bagi "pembangunan kembali"
wilayah yang dilanda kekerasan itu.
"Saya mengecam keras pertemuan itu, yang dimulai Minggu di negara Teluk
Qatar," kata Abdel Wahid Mohammed al-Nur, pemimpin sebuah kelompok
Tentara Pembebasan Sudan, lapor AFP.
"Untuk mengadakan (sebuah) konferensi donor, anda harus terlebih dulu
menciptakan perdamaian dan keamanan di lapangan," kata Nur, yang
meluncurkan pemberontakan pada 2003.
Dalam pernyataan kepada AFP, Nur menuduh bahwa uang dari donor "tidak akan sampai kepada rakyat".
Gibril Adam Bilal, juru bicara kelompok gerilya utama Gerakan Keadilan
dan Persamaan Hak (JEM), meminta masyarakat internasional "tidak ikut
memberi pemerintah Sudan peluang untuk melakukan kejahatan" terhadap
rakyat.
Konferensi Doha, yang berakhir pada Senin, disepakati sesuai dengan
perjanjian perdamaian Juli 2011 yang ditandatangani pemerintah Khartoum
dan aliansi kelompok sempalan pemberontak Darfur di Doha.
Gerakan-gerakan utama seperti JEM dan kelompok pimpinan Nur menolak menandatangani perjanjian perdamaian itu.
JEM adalah satu dari sejumlah kelompok Darfur yang memberontak pada 2003
untuk menuntut otonomi lebih luas bagi wilayah barat yang gersang itu.
Mereka kini dianggap sebagai kelompok pemberontak yang paling kuat di
Darfur.
Perpecahan di kalangan pemberontak dan pertempuran yang terus
berlangsung menjadi dua halangan utama bagi perundingan perdamaian yang
berlangsung sejak 2003 di Chad, Nigeria dan Libya, sebelum pindah ke
Doha.
Bentrokan-bentrokan antara pasukan Sudan dan gerilyawan masih terus
berlangsung di Darfur meski misi penjaga perdamaian terbesar dunia
UNAMID ditempatkan di wilayah Sudah barat itu.
No comments:
Post a Comment