3/30/2013

Serangan Mortir Tewaskan 15 Mahasiwa Universitas Damaskus

Kabar Perang - Damaskus: Setidaknya 15 mahasiswa di Damaskus tewas pada Kamis (28/3) dalam serangan mortir yang disebut media pemerintah dilakukan para teroris.

Serangan ke Universitas Damaskus terjadi ketika adanya peperangan antara para pemberontak dan pasukan loyalis di wilayah-wilayah pinggiran kota. Pesawat-pesawat perang menjadikan kantong-kantong pemberontak di Irbin dan kota-kota sebelah timur Damaskus sebagai target serangan.

"Sebanyak 15 mahasiswa tewas dalam serangan mortir yang mengarah ke fakultas arsitektur," kata dekan Universitas Damaskus Amer Mardini seperti dikutip kantor berita resmi Sana.

Rezim menggunakan istilah teroris bagi para pemberontak yang kian meningkatkan sasaran untuk menjatuhkan Presiden Bashar Al-Assad. Sana melaporkan bahwa enam orang mengalami luka-luka karena mortir yang menyasar ke kantin fakultas.

Stasiun televisi pro-pemerintah Al-Ikhbariya memperlihatkan gambar satu teras yang dipenuhi dengan kaca-kaca pecah serta kursi-kursi yang terbalik.

Gambar itu juga memerlihatkan para dokter sedang menangani anak-anak muda yang luka parah. Beberapa di antara mereka terlihat dalam keadaan tidak sadar.

Persatuan mahasiswa nasional mengutuk serangan teroris pengecut yang menjadikan fakultas arsitektur Universitas Damaskus sebagai sasaran. Para pemberontak yang memerangi pemerintahan Assad telah meningkatkan serangan mortir di Damaskus pusat tahun ini, termasuk Umayyad Square yang merupakan tempat kantor pusat televisi pemerintah berada.

Kelompok pengawas yang berpusat di Inggris, Syrian Observatory for Human Rights, yang mengandalkan sumber-sumber di lapangan untuk mendapatkan informasi, mendesak diakhirinya serangan-serangan mortir di Damaskus.

"Mayoritas orang yang terbunuh dalam serangan mortir di Damaskus itu ialah warga sipil," kata direktur kelompok tersebut, Rami Abdel Rahman. Juru bicara Departemen Luar Negeri Amerika Serikat Victoria Nuland mengatakan masih belum jelas dalang di balik serangan.

Namun, ia mendesak kedua belah pihak untuk sangat waspada dalam menghindarkan serangan kepada warga sipil dan untuk memastikan bahwa tindakan-tindakan mereka tidak melanggar hukum internasional.

Anggota parlemen Daraa Suriah, Walid al-Zohbi, mengatakan di televisi bahwa para pemberontak telah menguasai sebagian besar wilayah selatan.

"Suriah tidak lagi berada dalam krisis. Suriah sudah terjerumus dalam perang sepenuhnya. Terorisme sudah menyebar di Suriah. Demikian pula kekacauan. Ini adalah kenyataan dan semua warga Suriah mengetahuinya," ujarnya kepada parlemen.
    
Zohbi mengatakan militer telah menarik diri dari banyak posisi dan teroris-teroris dari Front Al-Nusra telah mengambil alih tempat mereka. Kelompok jihad itu dikategorikan Washington sebagai teroris.

No comments:

Post a Comment





Supported By Mael For You