Kabar Perang - Vilnius: Ketua NATO Anders Fogh Rasmussen pada Jumat
(1/2) menilai tidak ada peran bagi blok pertahanan Barat itu di Mali,
namun memuji anggota sekutu, yang bergerak membantu operasi pimpinan
Prancis.
"NATO tidak terlibat dalam operasi Mali dan saya tidak melihat peran
untuk NATO di Mali," kata Rasmussen dalam kunjungan singkat ke ibu kota
Lithuania, Vilnius.
Dia memuji anggota NATO, Prancis, "karena telah melakukan tindakan cepat
dan efektif" seraya menekankan "saat itu adalah waktu yang tepat untuk
menghentikan kelompok teroris dari mencapai kemajuan di Mali."
"Saya juga menghargai bahwa negara anggota NATO secara individu telah
memutuskan untuk mendukung Prancis dalam misi yang sangat penting ini,"
kata Rasmussen.
"Tapi Dewan Keamanan PBB telah memutuskan bahwa harus ada pasukan
stabilisasi pimpinan Afrika dan itu adalah alasan mengapa saya tidak
melihat peran untuk NATO, "tambahnya, saat berbicara bersama Presiden
Lithuania Dalia Grybauskaite.
Grybauskaite mengatakan negara Baltik-nya siap memberikan bantuan
kemanusiaan dan membantu misi pelatihan Uni Eropa di Mali, tapi tidak
memberikan perincian lebih lanjut. Prancis melancarkan serangan di Mali
pada 11 Januari setelah gerilyawan yang mengendalikan bagian utara
negara itu selama berbulan-bulan merangsek maju ke selatan menuju ibu
kota Bamako.
Tindakan yang memicu kekhawatiran negara itu bisa menjadi surga bagi
jaringan ekstrimis yang terkait dengan Al-Qaeda dan kelompok-kelompok
kriminal.
Prancis kini memiliki 3.500 tentara di negara Afrika barat itu, yang
merupakan bekas koloninya. Sebanyak 8.000 tentara Afrika diharapkan
berada di Mali untuk membantu Pasukan Mali mengambil alih kendali dari
tentara Prancis.
No comments:
Post a Comment