Kabar Perang - Damakus: Presiden Suriah, Bashar al-Assad, hadir dalam shalat di sebuah masjid di
Damaskus, Kamis (24/1/2013), sementara pasukannya membombardir wilayah
Homs di Suriah tengah yang dikuasai pemberontak. Assad sudah jarang
tampil di depan umum sejak diperangi rakyatnya 22 bulan lalu.
Assad
bergabung bersama umat lain di Masjid Al-Afram di Damaskus utara saat
memperingati Maulid Nabi Muhammad kemarin. Kemunculannya itu merupakan
penampilan pertamanya di depan umum sejak pidato pada 6 Januari.
Kehadiran
Assad disiarkan secara langsung. Ia tampak diapit mufti besar Ahmad
Hassoun yang merupakan otoritas tertinggi kaum Suni Suriah dan Mohammed
Abdel Sattar, menteri agama.
Abdel Sattar menyerukan kepada
"jutaan umat" di masjid-masjid pada Jumat ini berdoa guna menegakkan
kembali keamanan di negara itu, yang diguncang pemberontakan antirezim
mematikan selama 22 bulan terakhir.
Setelah seremoni singkat di
Damaskus, yang dihadiri puluhan ulama dan orang awam, Assad tersenyum
dan tampak tenang saat orang-orang berkumpul di sekelilingnya untuk
memberi salam.
Sementara itu, di Aleppo, Suriah utara, bentrokan
pecah. "Keluarga itu tidak bisa merayakan maulid bersama-sama tahun
ini," kata Abu Muhammad, seorang penduduk Aleppo.
Bentrokan juga
pecah di Homs. Tentara Suriah menembaki daerah Homs yang terkepung pada
pertempuran hari kelima di sisi barat kota itu. Sebanyak 31 tentara, 16
pemberontak, dan 26 warga sipil telah tewas sejak Minggu. Demikian kata
observatorium untuk hak asasi manusia Suriah yang berbasis di Inggris.
Otoritas
Umum Revolusi Suriah, sebuah jaringan aktivis oposisi di lapangan,
mengatakan, pasukan rezim itu menggunakan artileri berat dan bentrok
dengan pemberontak Tentara Pembebasan Suriah (FSA) dalam upaya untuk
menyerbu sisi barat kota itu. Rezim telah meningkatkan serangan terhadap
kota Homs dan sekitarnya dalam rangka membubarkan perlawanan rakyat dan
mencapai apa yang dipercaya akan menjadi kemenangan akhir. Demikian
kata Dewan Nasional Suriah (SNC), kelompok oposisi utama.
"Rezim
menggunakan metode kriminal paling keji terhadap manusia, menembak
dengan persenjataan berat, menutup sejumlah daerah demi mencegah pasokan
kebutuhan, seperti makanan dan obat bisa masuk," katanya.
No comments:
Post a Comment