Kabar Perang - Rangoon: Myanmar mengeluarkan sebuah protes terhadap
Kedutaan Besar Amerika Serikat di Rangoon, Sabtu (26/1), terkait
pernyataan AS yang mengecam serangan militer Myanmar di negara bagian
Kachin.
Kementerian Luar Negeri Myanmar mengatakan pernyataan AS yang
diterbitkan Kamis lalu itu hanya menyajikan satu sisi dari konflik
berdarah itu. Menurut Kemenlu, konflik terus berlangsung meskipun ada
perintah gencatan senjata dari Presiden Thein Sein pada 19 Januari.
Kementerian mengecam kedutaan AS karena tidak menyebut tindak-tindak
teroris yang dilakukan Tentara Pembebasan Kachin (KIA).
Pemerintah Myanmar mengatakan, pihaknya merasa gusar karena AS masih
menyebut negara itu Burma dan bukan Myanmar, yang merupakan nama yang
secara resmi diberlakukan oleh kediktatoran militer pada 1989. AS
menyebut negara itu Burma sebagaimana disebut para penentang diktator
militer seperti Aung San Suu Kyi.
No comments:
Post a Comment