Oleh karena itu, Putin ingin Rusia dan AS bekerja sama dalam mengatasi kelompok milisi tersebut. Hal itu dilakukan terkait bom Boston, AS, yang menewaskan tiga orang dan melukai 264 orang. Bom Boston itu dilakukan dua bersaudara etnis Chechnya, Tamerlan Tsarnaev, 26, dan Dzhokhar Tsarnaev, 19, yang tinggal di Kaukasus Utara Rusia
RIA Novosti juga melaporkan otoritas penegak hukum mengatakan sejumlah orang yang tengah berada di tempat ibadah sering berkaitan dengan pemberontakan milisi Islam di wilayah Kaukasus Utara. Februari lalu, 300 orang diamankan dalam penangkapan serupa di St Petersburg.
RIA juga menyebutkan ada seorang warga etnis Chechnya yang mengatakan dirinya bergabung dengan kelompok milisi pemberontak setelah mengunjungi musala. Warga Chechnya tersebut telah terbunuh pada Oktober 2011. Mengenai hal itu, FSB dan Dinas Migrasi menolak memberikan komentar.
Di sisi lain, para kritikus mengatakan penggerebakan semacam itu sebenarnya bertujuan untuk mengusir para imigran ilegal dari bekas Republik Soviet di Kaukasus Selatan dan Asia Tengah. Selain itu, juga untuk menunjukkan pemerintah mengambil tindakan terhadap kelompok Islami.
No comments:
Post a Comment