Kabar Perang - Gao: Pasukan Prancis di Mali pada Sabtu (30/3), mulai
menyerahkan tujuh ton senjata yang disita dari pangkalan jihad di
Pegunungan Ifoghas timur laut kepada pasukan pemerintah.
Tentara Mali mengambil pengiriman kelompok pertama sekitar tiga ton di
pangkalan utama militer Prancis di Gao, kota terbesar di bagian utara
negara yang diduduki kelompok gerilyawan selama sembilan bulan.
"Hanya 15 sampai 20 persen dari apa yang telah ditemukan sedang
diserahkan dan dapat dengan aman untuk digunakan kembali," kata seorang
letnan kolonel dari korps rekayasa Prancis di Gao.
"Sisanya dihancurkan di tempat untuk menghindari ekspos penduduk sipil mengalami kecelakaan," katanya.
Menurut sumber-sumber militer Prancis, total tujuh ton senjata yang
ditemukan dari gudang-gudang selama operasi oleh pasukan Prancis dan
Chad pada akhir pekan dan akan diserahkan kembali kepada Mali.
Prancis meluncurkan kejutan intervensi militer pada 11 Januari untuk
membantu Pemerintah Mali merebut kembali wilayah utara negara itu dari
kelompok yang berkaitan dengan Al Qauda yang mengendalikan wilayah itu
sejak April 2012.
Kelompok jihad dengan cepat menarik diri dari kota-kota utama di utara
dan bergabung kembali di benteng terpencil mereka di gunung dekat
perbatasan Aljazair.
Para pemberontak mengambil alih hampir separoh Mali utara tanpa
perlawanan setahun yang lalu, dan merebut pangkalan militer Mali serta
juga peralatan militer.
Runtuhnya orang kuat Libya Moamer Gaddafi pada akhir 2011 juga telah
menyebarkan senjata arsenalnya di seluruh wilayah Sahel yang bergolak.
Sumber-sumber militer Prancis mengatakan sebagian besar peralatan
diserahkan pada Sabtu (30/3) yang terdiri amunisi, peluru mortir,
granat dan roket yang dijarah dari pangkalan tentara Mali.
No comments:
Post a Comment