Prancis Belum Cabut Embargo Senjata Terhadap Suriah - Paris: Prancis belum memutuskan apakah akan mendukung
pencabutan embargo senjata Uni Eropa terhadap Suriah, bertolak belakang
dari sikapnya terdahulu yang mendukung pemasokan senjata kepada
gerilyawan negara itu.
"Kami akan memberikan keputusan akhir Mei. Sampai sekarang, saya tidak
dapat mengemukakan kepada anda mendukung atau tidak," kata Menteri Luar
Negeri Laurent Fabius di stasiun televisi BFN-TV, Rabu (3/4), setelah
ditanya tentang sikap Paris mengenai perpanjangan embargo hampir dua
tahun itu.
Perdebatan mengenai apakah mencabut embargo itu untuk memasok senjata,
termasuk rudal darat ke udara dan senjata berat lain kepada gerilyawan
yang memerangi pasukan Presiden Bashar al-Assad telah berlangsung sejak
bulan lalu.
Satu persetujuan diperlukan pada 31 Mei untuk memutuskan paket sanksi
Uni Eropa (EU) terhadap pemerintah Bashar termasuk embargo itu. Jika
tidak disetujui dengan suara bulat oleh 27 anggota Uni Eropa sanksi itu
akan berakhir.
Bulan lalu, Prancis, Inggris berpendapat bahwa pencabutan embargo itu
akan membuat keseimbangan di lapangan dan membantu mempercepat satu
penyelesaian politik konflik itu.
Tetapi pekan lalu, Presiden Prancis Francois Hollande mencabut kembali
sikapnya dengan mengatakan Prancis tidak pasti apakah oposisi moderat
Suriah menguasai situasi di lapangan. Ia merujuk kepada resiko bahwa
senjata-senjata itu bisa jatuh ke tangan kelompok garis keras.
"Kami tidak akan mengirim senjata-senjata jika senjata senjata itu akan
jatuh ketangan kelompok garis keras dari oposisi itu," kata Fabius
--yang diulangnya kembali pada Rabu (3/4).
Ia menambahkan Prancis perlu mengetahui dengan siapa mereka akan
berurusan. "Kami akan melakukan satu pertemuan pekan depan di London,
kami telah meminta Moaz Al-Khatib (ketua oposisi Suriah), Ghassan Hitto
(perdana menteri sementara yang dipilih oleh Koalisi Nasional Suriah)
dan Selim Idriss (kepala staf Tentara Pembebasan Suriah) hadir."
Menlu Inggris Wiliam Hague menurut rencana berunding dengan
sejawat-sejawatnya dari delapan negara industri (G-8) pada 10-11 April.
No comments:
Post a Comment