4/04/2013

Prancis Belum Cabut Embargo Senjata Terhadap Suriah

Prancis Belum Cabut Embargo Senjata Terhadap Suriah - Paris: Prancis belum memutuskan apakah akan mendukung pencabutan embargo senjata Uni Eropa terhadap Suriah, bertolak belakang dari sikapnya terdahulu yang mendukung pemasokan senjata kepada gerilyawan negara itu.
    
"Kami akan memberikan keputusan akhir Mei. Sampai sekarang, saya tidak dapat mengemukakan kepada anda mendukung atau tidak," kata Menteri Luar Negeri Laurent Fabius di stasiun televisi BFN-TV, Rabu (3/4), setelah ditanya tentang sikap Paris mengenai perpanjangan embargo hampir dua tahun itu.

Perdebatan mengenai apakah mencabut embargo itu untuk memasok senjata, termasuk rudal darat ke udara dan senjata berat lain kepada gerilyawan yang memerangi pasukan Presiden Bashar al-Assad telah berlangsung sejak bulan lalu.
    
Satu persetujuan diperlukan pada 31 Mei untuk memutuskan paket sanksi Uni Eropa (EU) terhadap pemerintah Bashar termasuk embargo itu. Jika tidak disetujui dengan suara bulat oleh 27 anggota Uni Eropa  sanksi itu akan berakhir.
     
Bulan lalu, Prancis, Inggris berpendapat bahwa pencabutan embargo itu akan membuat keseimbangan di lapangan dan membantu mempercepat satu penyelesaian politik konflik itu.
    
Tetapi pekan lalu, Presiden Prancis Francois Hollande mencabut kembali sikapnya dengan mengatakan Prancis tidak pasti apakah oposisi moderat Suriah menguasai situasi di lapangan. Ia merujuk kepada resiko bahwa senjata-senjata itu bisa jatuh ke tangan kelompok garis keras.
    
"Kami tidak akan mengirim senjata-senjata jika senjata senjata itu akan jatuh ketangan kelompok garis keras dari oposisi itu," kata Fabius --yang diulangnya kembali pada Rabu (3/4).

Ia menambahkan Prancis perlu mengetahui dengan siapa mereka akan berurusan. "Kami akan melakukan satu pertemuan pekan depan di London, kami telah meminta Moaz Al-Khatib (ketua oposisi Suriah), Ghassan Hitto  (perdana menteri sementara yang dipilih  oleh Koalisi Nasional Suriah) dan Selim Idriss (kepala staf Tentara Pembebasan Suriah) hadir."
    
Menlu Inggris Wiliam Hague menurut rencana berunding dengan sejawat-sejawatnya dari delapan negara industri (G-8) pada 10-11 April.

No comments:

Post a Comment





Supported By Mael For You