4/01/2013

Korut Dilaporkan Umumkan Status Perang

Kabar Perang - Pyongyang: Otoritas Korea Utara (Korut) diberitakan media barat telah mengumumkan status perang dengan Korea Selatan (Korsel), Sabtu (30/3).

Hal tersebut mengutip pernyataan otoritas Korut yang disiarkan kantor berita negara tersebut, KCNA.

Kedua negara itu terlibat perang terbuka pada 1950-1953 yang hanya diakhiri dengan gencatan senjata. Setelah itu, kedua negara hidup dalam situasi kondisi yang saling mengancam dan mewaspadai.

"Mulai saat ini, hubungan Utara-Selatan akan memasuki perang antarnegara dan semua persoalan yang muncul di antara Utara dan Selatan akan ditangani dengan sesuai," demikian pernyataan otoritas Korut yang disiarkan KCNA Sabtu (30/3).

Pernyataan itu disebut merupakan kesepakatan pemerintah, partai politik, dan berbagai organisasi di Korut.

Sementara itu Kantor Berita Rusia Ria Novosti menyebut telah terjadi kesalahan terjemahan dari kantor berita asing mengenai pernyataan Korut itu. Dalam berita yang dirilis Sabtu sore ini,

Ria Novosti melansir terjemahan pernyataan Korut yang sebenarnya adalah menekankan bahwa negara itu akan bertindak 'sesuai hukum perang' jika diserang, dan 'sejak saat itu, hubungan Utara-Selatan akan memasuki keadaan perang'.

Walau begitu, sejak awal bulan ini, Korut berulang kali mengancam akan menyerang Korsel dan pangkalan militer Amerika Serikat (AS).

Ancaman itu dilontarkan Korut hampir setiap hari setelah AS-Korsel memutuskan kembali melakukan latihan militer bersama. Korut menuduh latihan itu sebagai persiapan menyerang negaranya.

Dalam pernyataannya kali ini, otoritas Korut mengancam akan merespon tanpa ampun setiap tindakan Korsel yang merugikan kedaulatan negara itu.

Jumat (29/3), pemimpin Korut Kim Jong-un telah menandatangani penyiagaan rudal untuk menyerang AS dan Korsel.

Penyiagaan rudal itu sebagai respon atas kehadiran dua pesawat pengebom antiradar B-2 milik AS di angkasa Semenanjung Korea pada Kamis (28/3).

AS memperingatkan Korut bahwa ancaman negeri itu justru akan memperburuk dan memperbesar sanksi yang sedang diberikan kepadanya. Sedangkan Korsel terus melakukan pemantauan aktivitas militer Korut.

Kementerian Pertahanan (Kemenhan)Korsel menyatakan tidak ada tanda-tanda aktivitas yang tidak biasa dari militer utara.

Kemenhan Korsel juga mendorong Korut untuk menghentikan pernyataan-pernyataan ancaman.

"Pernyataan Korea Utara hari ini bukanlah sebuah ancaman baru tapi ini merupakan ancaman provokatif yang terus berkelanjutan," demikian pernyataan Kemenhan Korsel.

Rakyat Korsel pun dikabarkan beraktivitas seperti biasa dan seolah tidak terpengaruh ancaman Korut. Kementerian Unifikasi menyatakan kawasan industri Kaesong, yang berada di kawasan Korut, tetap berjalan seperti biasa.

Seorang petugas di Seoul mengatakan pekerja Korsel tetap menyebrang perbatasan untuk bekerja di kawasan industri gabungan yang didanai rakyat negerinya tersebut.

Namun, dalam pernyataan yang disiarkan KCNA, Korut mengancam akan menutup kawasan industri. Hal tersebut diutarakan karena kehadiran Kaesong dianggap sebagai penghinaan martabat bangsa.

"Jika kelompok boneka pengkhianat terus menyebut fakta kawasan industri Kaesong tetap beroperasi dan merusak martabat kami, akan tanpa ampun untuk dihentikan dan dimatikan," demikian pernyataan tersebut.

Sementara itu para analis berpendapat konflik terbuka masih mustahil. Adapun ancaman Korut disebut bertujuan menarik AS untuk berunding, yang bisa meningkatkan bantuan dan citra dari kepemimpinan Kim Jong-un.

No comments:

Post a Comment





Supported By Mael For You