4/26/2013

Korea Selatan Ajak Korea Utara Berunding soal Kaesong

Korea Selatan Ajak Korea Utara Berunding soal Kaesong - Jakarta: Setelah berminggu-minggu selalu menerima ancaman dari Korea Utara (Korut), Korea Selatan (Korsel) akhirnya mengeluarkan ancaman balik terhadap Korut. Ancaman akan dilaksanakan jika saudara serumpunnya itu menolak ajakan dialog tentang kawasan industri yang mereka dirikan bersama, Kaesong.

Seperti diketahui, Korut telah menutup Kaesong secara sepihak selama hampir sebulan, menyusul kemarahan terhadap Korsel dan sekutunya, Amerika Serikat, yang sedang melakukan latihan tempur rutin bersama di Korsel selama bulan ini.

Korut mengancam dengan retorika dan aksinya untuk menyerang Korsel dan AS karena kemarahannya atas latihan tempur kedua negara itu. Korut menuding Korsel dan AS sedang mempersiapkan diri untuk menyerang Korut. Selain itu, Korut juga marah atas keputusan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk memberikan sanksi pada negara itu atas ujicoba nuklirnya yang ketiga pada Februari lalu.

Juru Bicara Kementerian Unifikasi Korea, Kim Hyung-suk menolak untuk mendeskripsikan ancaman yang disebut Korsel sebagai “tindakan serius”. Namun, diprediksi ungkapan itu adalah tanda Korsel akan menarik semua pekerjanya dari Kaesong.

Kawasan industri Kaesong adalah satu-satunya tali penghubunga kedua negara di Semenanjung Korea itu, yang terletak di teritorial Korut, di perbatasan dengan Korsel. Terdapat 123 perusahaan Korea Selatan di Kawasan Industri Kaesong yang mempekerjakan lebih dari 50 ribu warga Korut.

Awal bulan ini, Korut melarang warga Korsel melewati perbatasan, untuk keluar atau memasuki kawasan industri tersebut. 175 warga Korsel, yang merupakan para manajer pabrik, hingga kini masih tertahan di Kaesong. Negara komunis itu lalu menghentikan operasional industri berhenti dan mencabut 53 ribu pekerjanya yang selama ini mengawaki industri tersebut.

Sementara itu, di Kaesong, stok makanan telah menyusut, dan belum ada tanda-tanda Korut akan membuka akses perbatasan. Korut juga tidak mengusir ataupun memperbolehkan warga Korsel yang masih tersisa untuk meninggalkan Kaesong.

Kim mengatakan Korsel memberikan tenggat waktu bagi Korut untuk bersedia melakukan perundingan. Untuk mengatasi kebuntuan ini, kata Kim, pertama-tama Korut harus mengijinkan warga Korsel melewati perbatasan untuk memberikan makanan dan obat-obatan untuk warganya yang tersisa di Kaesong.

"Warga kami menderita kesusahan yang serius karena kekurangan pangan danobat-obatan di sana, perusahaan kami pun menderita kerusakan besar," tuturnya.

Sebelumnya, Rabu (24/4), Korsel sempat mengusulkan dialog antara kantor manajemen Korsel di Kaesong dan Biro Umum Pusat Panduan untuk Pembangunan Zona Khusus Korut, namun Korut menolak tawaran itu.

"Ini sangat disesalkan bagi Korut yang menolak tindakan kemanusiaan minimum untuk pekerja kami di kawsanindustri Kaesong," ujar Kim.


>>> Ayo Ikutan Kontes Humor JOKES.WEB.ID <<<


No comments:

Post a Comment





Supported By Mael For You