Kepala Divisi Penelitian Intelijen Militer Israel Brigjen Itai Baron mengatakan penggunaan senjata kimia dilakukan beberapa kali, termasuk dalam serangan pada 19 Maret, yang oleh pemerintah Suriah dikatakan dilakukan oleh tentara pemberontak.
"Berdasarkan pemahaman profesional terbaik kami, rezim telah menggunakan senjata kimi dalam berbagai kesempatan, termasuk insiden 19 Maret," kata
Itai Baron mengatakan hal itu depan para peserta seminar keamanan di Institut Kajian Keamanan Nasional pada Selasa (23/4).
Menurutnya, bukti-bukti yang ada termasuk foto menunjukkan para korban mengalami gejala-gejala gas syaraf. Ia menambahkan bahan kimia yang kemungkinan digunakan berbasis sarin.
Pemberontak dan pemerintah saling menuduh menggunakan senjata kimia di Khan al-Assal.
Muncul kekhawatiran yang makin besar, konflik di Suriah, yang memasuki tahun ketiga, menggunakan senjata kimia.
Sementara itu Sekjen NATO Anders Fogh Rasmussen mengatakan situasi di Suriah memburuk secara dramatis.
"Krisis memburuk ini terus menjadi ancaman bagi stabilitas kawasan. Kami sangat prihatin dengan situasi kemanusiaan dan penderitaan rakyat Suriah yang mereka alami setiap hari. Kami sangat khawatir akan risiko luapan bagi kawasan," katanya.
Dalam pertemuan NATO di Brussels, Menteri Luar Negeri Amerika Serikat John Kerry mengatakan aliansi itu perlu mempertimbangkan cara-cara menanggapi tuduhan bahwa Suriah menggunakan senjata kimia, guna melindungi anggota-anggota NATO.
No comments:
Post a Comment