Iran: Penjualan Senjata AS ke Israel Ganggu Stabilitas Kawasan - Teheran: Iran pada Selasa (23/4) mengritik keputusan
Amerika Serikat menjual peluru kendali canggih dan pesawat ke Israel
dengan mengatakan langkah itu hanya akan membuat kawasan itu tidak
stabil.
"Jenis bantuan itu hanya akan menyebabkan ketidakstabilan dan ketidakamanan di kawasan ini," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Ramin Mehmanparast kepada wartawan dalam jumpa pers berkala.
Menteri Pertahanan Amerika Serikat Chuck Hagel, yang menyepakati kesepakatan itu dalam perjalanan ke Israel, mengatakan pihaknya mengirimkan sinyal sangat jelas bagi Iran bahwa tindakan militer untuk menghentikan program nuklir kontroversial Teheran masih menjadi pilihan.
Kesepakatan itu akan memungkinan negara yahudi itu mendapatkan rudal anti-radiasi yang dirancang untuk melumpuhkan pertahanan udara musuh, radar untuk jet tempur, tanker pengisian bahan bakar dan pesawat angkut V-22.
Pemimpin Amerika Serikat dan Israel telah berselisih terkait Iran. Pemerintahan Presiden Barack Obama menilai jika sanksi yang lebih berat dan diplomasi harus diberikan lebih banyak waktu untuk bekerja.
Tapi Israel, diyakini sebagai satu-satunya negara di Timur Tengah yang memiliki nuklir secara diam-diam, telah berulang kali memperingatkan jika waktu berjalan cepat dan menolak untuk menghapus opsi serangan militer guna mencegah Iran memiliki senjata atom.
Pada bulan Maret, pemimpin tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei mengatakan negaranya akan "memusnahkan" kota-kota Israel, Tel Aviv dan Haifa jika Republik Islam itu diserang oleh musuh bebuyutannya di kawasan, Israel.
Iran membantah sedang mengembangkan bom atom dan menjelaskan jika program nuklirnya semata-mata untuk tujuan damai yaitu kesehatan dan energi.
"Jenis bantuan itu hanya akan menyebabkan ketidakstabilan dan ketidakamanan di kawasan ini," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Ramin Mehmanparast kepada wartawan dalam jumpa pers berkala.
Menteri Pertahanan Amerika Serikat Chuck Hagel, yang menyepakati kesepakatan itu dalam perjalanan ke Israel, mengatakan pihaknya mengirimkan sinyal sangat jelas bagi Iran bahwa tindakan militer untuk menghentikan program nuklir kontroversial Teheran masih menjadi pilihan.
Kesepakatan itu akan memungkinan negara yahudi itu mendapatkan rudal anti-radiasi yang dirancang untuk melumpuhkan pertahanan udara musuh, radar untuk jet tempur, tanker pengisian bahan bakar dan pesawat angkut V-22.
Pemimpin Amerika Serikat dan Israel telah berselisih terkait Iran. Pemerintahan Presiden Barack Obama menilai jika sanksi yang lebih berat dan diplomasi harus diberikan lebih banyak waktu untuk bekerja.
Tapi Israel, diyakini sebagai satu-satunya negara di Timur Tengah yang memiliki nuklir secara diam-diam, telah berulang kali memperingatkan jika waktu berjalan cepat dan menolak untuk menghapus opsi serangan militer guna mencegah Iran memiliki senjata atom.
Pada bulan Maret, pemimpin tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei mengatakan negaranya akan "memusnahkan" kota-kota Israel, Tel Aviv dan Haifa jika Republik Islam itu diserang oleh musuh bebuyutannya di kawasan, Israel.
Iran membantah sedang mengembangkan bom atom dan menjelaskan jika program nuklirnya semata-mata untuk tujuan damai yaitu kesehatan dan energi.
No comments:
Post a Comment