Kabar Perang - Bamako: Penasehat khusus antigenosida Perserikatan
Bangsa-bangsa (PBB), Adama Dieng, prihatin dengan perilaku kekerasan
tentara Mali saat menguasai kembali kawasan utara negara itu.
Dalam pernyataannya, Adam mengaku "sangat terganggu" dengan
laporan-laporan yang menyebutkan adanya pelanggaran sistematis dan
meluas yang diduga dilakukan tentara Mali.
Dia menyebut, apabila tindakan seperti itu betul-betul terjadi secara
sistematis, maka termasuk kategori "tindakan kejahatan yang kejam".
Laporan-laporan yang diterima Adama Dieng menyebutkan, tentara Mali
diduga merekrut dan mempersenjatai kelompok milisi dari kawasan selatan
untuk membunuh orang-orang Arab dan etnis Tuareg di kawasan utara.
Disebutkan, tindakan brutal yang dilakukan tentara Mali itu terjadi di
kota-kota seperti Sevare, Mopti, Niono, dan kawasan lain yang dilanda
pertempuran di kedua pihak.
Dieng menyatakan hal ini menjelang rencana kunjungan Presiden Prancis,
Francois Hollande, ke Mali, yang dijadwalkan tiba di ibukota Mali,
Bamako, Sabtu (2/2). Dalam kunjungan ini, Hollande berencana bertemu
Presiden sementara Mali, Dioncounda Traore.
Hollande juga diharapkan mengunjungi Timbuktu, sebuah wilayah yang baru saja direbut kembali oleh tentara Prancis dan Mali.
Lebih lanjut, Dieng menyatakan dia menyambut baik keputusan Mahkamah
Kejahatan Internasional, ICC, yang berencana menyelidiki praktek
kekerasan di Mali.
Awal pekan ini, pimpinan Jaksa penuntut ICC Fatou Bensouda melontarkan
peringatan terhadap dugaan praktek kekerasan oleh tentara Mali.
Sementara itu, puluhan pasukan lapis baja Prancis dilaporan terus
bergerak menuju kota Timbuktu dan Gao, yang menurut wartawan BBC Mark
Doyle yang melaporkan dari Mali, menunjukkan adanya fase baru dalam
pertempuran melawan kelompok militan Islam.
Prancis melancarkan operasi militer bulan lalu setelah munculnya
kekhawatiran kelompok militan akan memperluas gerakan ke kawasan
selatan.
No comments:
Post a Comment