Kabar Perang-Washington: Arab Saudi memasok gerilyawan Suriah, yang
bertempur melawan pemerintah Presiden Bashar al-Assad, dengan senjata
yang dibeli dari Kroasia, kata surat kabar The New York Times, Selasa
(26/2).
Dengan mengutip para pejabat Amerika Serikat dan Barat yang tidak
disebut nama mereka, surat kabar itu melaporkan, Senin, bahwa
senjata-senjata infantri yang dibeli dalam jumlah besar itu adalah
bagian dari "surplus yang tidak diumumkan" dari senjata yang
ditinggalkan setelah perang-perang di Balkan tahun 1990-an dan mulai
sampai ke tangan para petempur antirezim itu melalui Jordania, Desember.
Hal itu dilakukan ketika banyak senjata Yugoslavia mulai terlihat di
video-video YouTube yang dikirim pemberontak, katanya. Sejak itu, The
Times menambahkan, para pejabat mengatakan sejumlah pesawat yang membawa
senjata telah meninggalkan Kroasia, dengan seorang yang dikutip koran
itu mengatakan pengiriman-pengiriman itu termasuk "ribuan senapan dan
ratusan senapan mesin" serta "sejumlah amunisi yang tidak diketahui
jumlahnya.
Seorang juru bicara kementerian luar negeri Kroasia mengemukakan kepada
The Times bahwa, sejak awal pemberontakan rakyat Arab, negara Balkan
itu tidak menjual senjata kepada Arab Saudi maupun pemberontak Suriah.
Para pejabat Arab Saudi dan Jordania menolak memberi komentar, tambah
koran itu.
The Times mengatakan peran Washington sama sekali tidak jelas. Akan
tetapi, The Times mengutip satu pejabat senior AS yang menyebut
pengiriman-pengiriman itu sebagai "satu sumber logistik oposisi.
Pemberontak telah memerangi pemerintah Bashar sejak pemberontakan
terhadap pemerintahnya meletus Maret 2011 dan kini menguasai
bagian-bagian luas negara itu, terutama di utara. Menurut PBB
pertempuran itu menewaskan sekitar 70.000 orang.
Pada Senin, oposisi Suriah membatalkan satu boikot terhadap konferensi
internasional mengenai konflik itu yang akan diselenggarakan di Roma
Kamis, setelah imbauan-imbauan dari Inggris dan AS.
Koalisi nasional Suriah pada Sabtu mengatakan pihaknya mundur dari
pertemuan 11 negara dan berencana akan mengunjungi Washington dan Moskow
untuk memprotes kebungkaman dunia menyangkut jumlah korban jiwa yang
meningkat di Suriah.
No comments:
Post a Comment