Kabar Perang - Paris: Prancis menargetkan Perserikatan Bangsa-Bangsa
(PBB) mengambil alih kendali operasi penjaga perdamaian di Mali pada
April, kata Menteri Luar Negeri Laurent Fabius, Rabu waktu setempat atau
Kamis (7/2) WIB.
Fabius kepada wartawan mengatakan bahwa Prancis bekerja agar misi
pasukan pimpinan Afrika bisa diletakkan di bawah payung Perserikatan
Bangsa-Bangsa dan memastikan bahwa Prancis berencana mulai menarik
kembali pasukannya pada Maret.
Dia mengatakan pasukan pimpinan Afrika, AFISMA sudah dibentuk di Mali
dan akan siap dalam posisi untuk diambil alih sebagai pasukan PBB.
"Setelah keamanan terjamin, kita pasti bisa membayangkan, tanpa mengubah
struktur, bahwa ini terjadi dalam rangka operasi penjaga perdamaian.
Ini memberikan keuntungan dengan berada di bawah payung Perserikatan
Bangsa-Bangsa, di bawah pembiayaan (PBB), "kata Fabius.
"Hal ini tidak berarti sama sekali bahwa organisasi akan diubah, itu hanya akan berada di bawah payung umum PBB, "katanya.
Ketika ditanya apakah hal itu mungkin terjadi pada bulan April, setelah
pasukan Prancis mulai ditarik, Fabius mengatakan, "Ya, banyak pakar dan
mitra kami berkerja dalam perspektif ini."
Fabius menegaskan rencana penarikan empat ribu prajurit Prancis yang
saat ini berada di Mali tidak berarti jika Prancis sepenuhnya akan
meninggalkan negara itu. "Ini sama sekali tidak berarti kita akan
meninggalkan, tetapi kita bisa mengurangi jumlah pasukan dan
berkonsentrasi khususnya pada mencari teroris, "katanya.
"Tapi apa yang diperkirakan, dan ini jelas ... kita tidak punya niat
untuk tetap di Mali. Harus ada pengambilalihan secepatnya kepada
tentara Afrika."
Sebelumnya Duta Besar Prancis untuk PBB Gerard Araud mengatakan Paris
untuk pertama kalinya di Dewan Keamanan mengangkat perspektif guna
mengirim pasukan penjaga perdamaian ke Mali.
Dia mengatakan hal itu akan membutuhkan waktu "beberapa pekan" sebelum
penilaian dapat dilakukan terkait penempatan resmi penjaga perdamaian.
No comments:
Post a Comment