Kabar Perang - Tripoli: Negara-negara Eropa mendesak para warga
mereka meninggalkan kota Benghazi, Libia timur, menyusul pengungkapan
Inggris akan ada ancaman terhadap para warga Barat beberapa hari setelah
serangan mematikan di Aljazair.
Para pejabat menolak merinci, tetapi Inggris memperingatkan adanya
ancaman kelompok garis keras yang meningkat di Afrika Utara. Perdana
Menteri David Cameron menyebut ada serangan bunuh diri.
Imbauan untuk meninggalkan kota terbesar kedua Libia itu mengganggu
usaha negara itu mendapat investasi asing untuk membangun kembali
prasarana-prasarana yang hancur dan meningkatkan industri minyak setelah
pemberontakan yang menggulingkan Muammar Khadafi tahun 2011.
"Kami kini sadar ada ancaman khusus dan segera terhadap para warga Barat
di Benghazi dan mendesak para warga Inggris yang berada di sana segera
meninggalkan kota itu," kata Kementerian Luar Negeri dalam satu
pernyataan, Jumat (25/1).
Peringatan-peringatan yang sama juga datang dari Jerman dan Belanda.
Tindakan itu dilakukan setelah 38 sandera tewas dalam satu serangan
terhadap kompleks gas di In Amenas, Aljazair dekat perbatasan Libya, dan
dimulainya operasi militer Prancis di Mali.
Menteri Luar Negeri Jerman Guido Westerwelle menyebut situasi Benghazi,
yang menjadi pusat pemberontakan terhadap Gaddafi sebagai "serius dan
rawan".
"Peringatan itu dikeluarkan karena ada serangkaian informasi.Kami
memiliki alasan-alasan kami, tetapi Saya tidak ingin mengemukakannya
ecara rinci. Keamanan adalah sesuatu paling penting," katanya sewaktu
mengunjungi Lisabon, Portugal.
No comments:
Post a Comment