Kabar Perang - Moskow: Rusia pada Senin (28/1) menuduh kekuatan
dunia dan Iran berperilaku seperti anak-anak dengan melakukan penundaan
perundingan baru krisis nuklir karena ketidaksepahaman terkait tempat
perundingan.
"Kami siap bertemu di mana saja dan sesegera mungkin. Kami nilai inti
dari pembicaraan jauh lebih penting daripada dukungan moral, yang dapat
diberikan kota tertentu," kata Menteri Luar Negeri Sergei Lavrov kepada
wartawan.
"Kami berharap bahwa akal sehat akan menang dan kami berhenti bersikap seperti anak-anak kecil yang berubah-ubah, "tambahnya.
Iran menyalahkan negara-negara kekuatan dunia pada Sabtu karena secara
resmi menegaskan bahwa perundingan akan dipindahkan dari Januari ke
Februari di lokasi yang belum ditentukan.
Negara-negara kekuatan dunia yang disebut sebagai "P5 +1" - lima
anggota tetap Dewan Keamanan PBB dan Jerman - serta Iran telah bertemu
tiga kali tanpa terobosan dalam 10 bulan terakhir.
Israel dan sebagian besar negara barat menduga Iran berusaha untuk
mengembangkan senjata atom dengan kedok program energi nuklirnya.
Teheran menyangkal tuduhan itu.
Moskow menjadi tuan rumah perundingan tingkat tinggi itu yang terakhir
pada bulan Juni dan baru-baru ini menyatakan frustasinya berulang kali
atas penundaan itu. Lavrov menilai sengketa lokasi "benar-benar tidak
dapat diterima." Beberapa diplomat sebelumnya mengatakan pembicaraan
mungkin akan diadakan untuk kedua kalinya di Istanbul.
Iran lebih menyukai lokasi yang netral atau negara yang lebih simpatik
kepada posisinya daripada ibukota negara barat, yang mana pihaknya juga
bisa memperoleh tekanan dari media setempat.
Ide untuk mengadakan pertemuan itu di ibukota Kazakhstan, Astana juga
telah dimunculkan sementara para pejabat Barat juga menyebutkan gagasan
tentang melakukan perundingan di Jenewa.
No comments:
Post a Comment