Seusai jamuan malam pada Rabu, menteri negara industri maju tersebut mengadakan pembicaraan resmi pada Kamis, yang diperkirakan didominasi rencana peluncuran senjata hulu ledak Korea Utara.
Menteri Luar Negeri AS John Kerry bertemu dengan perwakilan dari Rusia dan Jepang untuk membicarakan krisis tersebut, sementara Menteri Pertahanan AS Chuck Hagel memperingatkan Pyongyang "berjalan sangat dekat dengan garis pembatas yang berbahaya".
Negara komunis terisolir tersebut sudah mengeluarkan ancaman terhadap AS dan Korea Selatan, serta sejumlah pengamat memperkirakan peluncuran senjata hulu ledak dapat terjadi kapan saja.
Sementara itu, Menlu Rusia Sergei Lavrov, yang diketahui sebagai negara sekutu Korut dan China, selepas pembicaraan dengan Kerry pada Rabu (10/4) menegaskan manuver militer apapun sangat mungkin memperkeruh suasana yang ada.
Meskipun Rusia dan AS "tidak memiliki perbedaan pandangan" soal Korut, Lavrov menyatakan, "Pihak manapun tidak boleh menakut-nakuti yang lain dengan manuver militer dan masih ada kemungkinan seluruh pihak untuk tenang serta duduk bersama."
Setelah itu Kerry juga sempat melakukan pembicaraan dengan Menlu Jepang Fumio Kishida pada Rabu (10/4) malam terkait peran yang bisa diambil China dalam "mengubah dinamika" di Korut, demikian menurut salah seorang pejabat Kementerian Dalam Negeri AS.
Menlu AS yang dijadwalkan akan mengunjungi Korsel pada Jumat (12/4) berencana, "mendorong pentingnya pengambilan langkah menekan Korut dengan sanksi ekonomi", ujar seorang pejabat Kemlu AS.
Para Menlu dari negara anggota G8 juga berencana akan membicarakan konflik Suriah, yang saat ini menurut pihak AS telah memasuki tahun ketiga dan telah menelan 70.000 korban jiwa.
No comments:
Post a Comment