Kabar Perang - London: Prancis mengatakan telah melancarkan operasi
besar di dekat Kidal, yang merupakan kota terakhir di Mali yang masih
dikuasai kelompok militan Islam.
Serangan udara Minggu (3/2) subuh dilancarkan hanya beberapa jam setelah kunjungan Presiden Francois Hollande ke Mali.
Juru bicara militer Prancis mengatakan 30 pesawat tempur membom pusat
logistik dan latihan di Tessalit, di sebelah utara Kidal. Pasukan
Prancis beberapa hari lalu sudah menguasai bandara di Kidal dan mulai
bergerak maju untuk merebut kembali kota tersebut.
Sebelumnya operasi bersama Prancis dan Mali berhasil membebaskan Timbuktu dan Gao dari cengkraman kelompok militan Islam.
Dalam lawatannya di Mali, Sabtu (2/2), Presiden Hollande menegaskan
pasukan Prancis akan tetap berada di Mali sampai pasukan wilayah Afrika
Barat dikerahkan untuk melindungi negara itu. Warga Mali menyambut
meriah kedatangan Presiden Hollande selama berkunjung ke ibu kota Mali,
Bamako, dan Timbuktu.
Menteri Luar Negeri Mali Tieman Hubert Coulibaly sudah meminta pasukan
Prancis untuk berada di negaranya lebih lama. "Dihadapkan dengan pejuang
yang keras yang senjatanya harus dimusnahkan, kami berharap misi akan
tetap diteruskan," katanya kepada mingguan Prancis, Le Journal du
Dimanche, sehari setelah Presiden Hollande meninggalkan Mali.
Kelompok militan Islam berhasil menguasai kawasan utara Mali sejak April
lalu dan ada kekhawatiran mereka akan memperluas daerah kekuasaannya,
yang mendorong intervensi Prancis. Sejauh ini pasukan Prancis tidak
menghadapi perlawanan yang berarti dari kelompok militan Ansar Dine
perang ... dan perang ... kapan berhentinya yach /...
ReplyDeleteBANDUNG Paris van Java With Love: CETAK BUKU YASIN DAN MAJMU SYARIF COVER BATIK
kiamat kali gan :-D
Delete